Senin, 11 April 2016

Aspek Penalaran Dalam Karya Ilmiah



BAB II
PEMBAHASAN


2.1              Menulis Sebagai Proses Penalaran
Menulis merupakan suatu pengungkapan pikiran yang dituangkan ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ide yang dituangkan oleh si penulis dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan atau pun imajinasi dari si penulis.
Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran. maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai menulis merupakan prosae bernalar.
Setiap hari kita selalu menggunakan otak kita untuk berfikir, bahkan setiap detik dan menit kita menggunakan otak kita untuk berfikir. Pada saat kita berpikir, maka dalam benak kita akan akan timbul bermacam-macam gambaran tentang sesuatu yang hadirnya tidak secara nyata. misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperolch kesimpulan berupa pengetahuan.

2.2              Penalaran Induktif dan Deduktif  Dalam Karya Ilmiah
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pertanyaan-pertanyaan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Kesimpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.
1.        Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh : Jika dipanaskan, besi memuai
               Jika dipanaskan, tembaga memuai
2.      Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh : Ita adalah lulusan akademi perawatan
                           Ita dapat menjalankan tugasnya dengan baik

Tujuan penalaran secara analogi adalah.
a.         Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b.         Analogi digunakan untuk mengungkap suatu kekeliruan.
c.         Analogi digunakan untuk menyususn klasifikasi. 
3.        Hubungan Kausal/sebab-akibat adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan kausal sering ditemukan.
Contoh : Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia

Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.
a.         Sebab – akibat : hubungan yang berpola A menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
b.         Akibat – sebab : dapat dilihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter, ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. 
c.         Akibat – akibat : suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. 

Sedangkan penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
1.        Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
2.        Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

2.3              Isi Karangan
Karya ilmiah membahas fakta meskipun pembahasan memerlukan teori atau pendapat. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan fakta.
1.        Generalisasi dan spesifikasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. sedangkan spesifikasi adalah proses yang memperhatikan perbedaan setiap anggota dari sebuah entitas sehingga anggota dari sebuah entitas bisa dikelompokkan ke dalam kelompok yang lebih kecil.


2.        Klasifikasi
Menurut kamus besar bahasa indonesia klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan.
3.        Perbandingan dan pertentangan
Perbandingan adalah suatu upaya untuk mengamati persamaan atau perbedaan yang dimiliki oleh dua buah objek atau lebih yang memiliki suatu kesamaan tertentu. Sedangan pertentangan adalah perbedaan pendapat antara individu maupun kelompok.
4.        Hubungan sebab-akibat
Hubugan sebab dan akibat adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan kausal sering ditemukan.
5.        Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
6.        Ramalan
Pengertian Prediksi adalah sama dengan ramalan atau perkiraan, menurut kamus besar bahasa Indonesia, prediksi itu adalah hasil dari kegiatan memprediksi atau meramal atau memperkirakan. Prediksi bisa berdasarkan metode ilmiah ataupun subjektif belaka.

2.4              Fakta Sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan
Penalaran memerlukan fakta sebagai unsur dasarnya, karena itu agar dapat menalar dengan tepat perlu kita miliki pengetahuan tentang fakta yang berkaitan. Jumlah fakta tidak terbatas dan sifatnya beragam. Fakta saling berkaitan baik secara fungsional maupun dalam hubungan sebab-akibat. Kita dapat menggolongkan sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian dengan jumlah anggota yang sama banyaknya, Proses seperti itu disebut pembagian.
Berikut proses pembagian.
1.        Kalsifikasi ; membuat klasifikasi mengenai sejumlah fakta, berarti memasukan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan logis berdasarkan suatu sistem. Dengan klasifikasi maka fakta dapat ditempatkan di dalam suatu sistem kelas sehingga dapat dikenali hubungannya secara horizontal dan vertikal ke samping serta ke atas dan ke bawah. Suatu klasifikasi dapat dikatakan berhenti apabila sudah sampai kepada individu yang tidak dapat diklasifikasikan lebih lanjut meskipun dapat dimasukkan kedalam suatu jenis individu.
Contoh : “Dani adalah manusia” , tetapi tidak “Manusia adalah Dani” karena Dani adalah individu dan bersifat unik. Klasifikasi atau pengelompokan berbeda dengan pembagian. Pembagian lebih bersifat kuantitatif, tanpa suatu kriteria atau ciri penentu. Misalnya, ”seratus orang mahasiswa dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari dua puluh orang”. Ini merupakan pembagian. Tetapi jika pembagian itu didasarkan atas tinggi badan atau fakultasnya, maka pembagian itu merupakan klasifikasi, yaitu berdasarkan tinggi badan atau fakultas. Kelas dipecah berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut : Jenis klasifikasi dan Persyaratan klasifikasi.
2.        Analogimerupakan suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang meiliki sifat-sifat penting.
3.        Hubungan Sebab-Akibat ; penalaran dari sebab ke akibat dimulai dengan pengamatan sebab yang sudah diketahui. Lalu kemudian ditarik kesimpulan mengenai akibat yang ditimbulkan. 

Sumber :