BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Menulis
Sebagai Proses Penalaran
Menulis merupakan suatu pengungkapan
pikiran yang dituangkan ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ide yang dituangkan
oleh si penulis dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan atau pun
imajinasi dari si penulis.
Menulis merupakan proses bernalar.
Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk
karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih
dahulu. Dan dalam mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada
saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses
penalaran. maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai
menulis merupakan prosae bernalar.
Setiap hari kita selalu menggunakan
otak kita untuk berfikir, bahkan setiap detik dan menit kita menggunakan otak
kita untuk berfikir. Pada saat kita berpikir, maka dalam benak kita akan akan
timbul bermacam-macam gambaran tentang sesuatu yang hadirnya tidak secara
nyata. misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih
tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan,
dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir
vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
kita ambil kesimpulan bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan
proses berpikir yang sistematik untuk memperolch kesimpulan berupa pengetahuan.
2.2
Penalaran
Induktif dan Deduktif Dalam Karya Ilmiah
Penalaran induktif adalah penalaran
yang bertolak dari pertanyaan-pertanyaan yang khusus dan menghasilkan simpulan
yang umum. Kesimpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan
(premis).
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.
1.
Generalisasi ialah
proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat
tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh : Jika dipanaskan, besi memuai
Jika
dipanaskan, tembaga memuai
2. Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama.
Contoh : Ita adalah lulusan akademi perawatan
Ita dapat
menjalankan tugasnya dengan baik
Tujuan penalaran
secara analogi adalah.
a.
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b.
Analogi digunakan untuk mengungkap suatu kekeliruan.
c.
Analogi digunakan untuk menyususn klasifikasi.
3.
Hubungan
Kausal/sebab-akibat adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan. Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan kausal sering
ditemukan.
Contoh : Ia
kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga
hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.
a.
Sebab – akibat :
hubungan yang berpola A menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi efek dari satu
peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
b.
Akibat – sebab : dapat
dilihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter, ke dokter merupakan
akibat dan sakit merupakan sebab.
c.
Akibat – akibat :
suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya.
Sedangkan
penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif
dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan
kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju
kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh
: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti
sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status social.
Macam-macam
penalaran deduktif diantaranya :
1.
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan)
dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah
rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
2.
Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi
secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
2.3
Isi
Karangan
Karya ilmiah membahas fakta meskipun
pembahasan memerlukan teori atau pendapat. Berikut hal-hal yang berkaitan
dengan fakta.
1.
Generalisasi dan spesifikasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan
yang bersifat umum. sedangkan spesifikasi adalah proses yang memperhatikan perbedaan setiap anggota dari
sebuah entitas sehingga anggota dari sebuah entitas bisa dikelompokkan ke dalam
kelompok yang lebih kecil.
2.
Klasifikasi
Menurut kamus besar bahasa indonesia klasifikasi
adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau
standar yang ditetapkan.
3.
Perbandingan dan pertentangan
Perbandingan adalah suatu upaya
untuk mengamati persamaan atau perbedaan yang dimiliki oleh dua buah objek atau
lebih yang memiliki suatu kesamaan tertentu. Sedangan pertentangan adalah perbedaan
pendapat antara individu maupun kelompok.
4.
Hubungan sebab-akibat
Hubugan sebab dan akibat adalah penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kehidupan
sehari-hari, hubungan kausal sering ditemukan.
5.
Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
6.
Ramalan
Pengertian Prediksi adalah sama
dengan ramalan atau perkiraan, menurut kamus besar bahasa Indonesia, prediksi
itu adalah hasil dari kegiatan memprediksi atau meramal atau memperkirakan. Prediksi
bisa berdasarkan metode ilmiah ataupun subjektif belaka.
2.4
Fakta
Sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan
Penalaran
memerlukan fakta sebagai unsur dasarnya, karena itu agar dapat menalar dengan
tepat perlu kita miliki pengetahuan tentang fakta yang berkaitan. Jumlah fakta
tidak terbatas dan sifatnya beragam. Fakta saling berkaitan baik secara
fungsional maupun dalam hubungan sebab-akibat. Kita dapat menggolongkan
sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian dengan jumlah anggota yang sama
banyaknya, Proses seperti itu disebut pembagian.
Berikut proses pembagian.
1.
Kalsifikasi ;
membuat klasifikasi mengenai sejumlah fakta, berarti memasukan fakta-fakta ke
dalam suatu hubungan logis berdasarkan suatu sistem. Dengan klasifikasi maka
fakta dapat ditempatkan di dalam suatu sistem kelas sehingga dapat dikenali
hubungannya secara horizontal dan vertikal ke samping serta ke atas dan ke
bawah. Suatu klasifikasi dapat dikatakan berhenti apabila sudah sampai kepada
individu yang tidak dapat diklasifikasikan lebih lanjut meskipun dapat
dimasukkan kedalam suatu jenis individu.
Contoh : “Dani adalah manusia” , tetapi tidak “Manusia
adalah Dani” karena Dani adalah individu dan bersifat
unik. Klasifikasi atau pengelompokan berbeda dengan pembagian. Pembagian
lebih bersifat kuantitatif, tanpa suatu kriteria atau ciri penentu. Misalnya, ”seratus orang
mahasiswa dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari dua puluh orang”.
Ini merupakan pembagian. Tetapi jika pembagian itu didasarkan atas tinggi badan
atau fakultasnya, maka pembagian itu merupakan klasifikasi, yaitu berdasarkan tinggi
badan atau fakultas. Kelas
dipecah berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut : Jenis klasifikasi dan Persyaratan klasifikasi.
2.
Analogi ; merupakan
suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala
khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang meiliki sifat-sifat
penting.
3.
Hubungan Sebab-Akibat ;
penalaran dari sebab ke akibat dimulai dengan pengamatan sebab yang sudah
diketahui. Lalu kemudian ditarik kesimpulan mengenai akibat yang
ditimbulkan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar