BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Laporan Ilmiah
1.
Pengertian
Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita,
informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan
ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan
secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun
peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata
lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas
masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan
kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
2.
Dasar
Membuat Laporan Ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan
Laporan Ilmiah.
a.
Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan
utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
b.
Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis
secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
c.
Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk
berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
d.
Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang
kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang
prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
e.
Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi
ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
2.2
Jenis-jenis
Laporan Ilmiah
1.
Laporan
Periodis
Laporan yang diserahkan setiap
periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status
organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan
atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero
kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
2.
Laporan
Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna
menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti
pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
3.
Laporan
Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna
menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda
(biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau
sumber alam.
4.
Laporan
Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna
menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna
pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak
daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan
efisiensinya.
5.
Laporan
Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk
memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh
dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai
laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi,
kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap
menerbitkan laporan-laporan itu.
2.3
Ciri-ciri
Laporan Ilmiah
1.
Struktur
Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat
ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian
inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang
dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
2.
Komponen
dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi
sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
3.
Sikap
Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah
adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal,
dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang
pertama atau kedua.
4.
Penggunaan
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah dan
kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
2.4
Persyaratan
Menulis Laporan Ilmiah
1.
Komunikatif
Ialah uraian yang disampaikan dapat
dipahami pembaca. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat
denotatif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda pada pembaca. Pemahaman
penulis hendaknya sama dengan pemahaman pembaca.
2.
Bernalar
Ialah tulisan itu harus sistematis,
berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah
yang tepat, dipaparkan secara objektif, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.
Ekonomis
Ialah kata atau kalimat yag ditulis
hendaknya diseleksi sedekimian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
4.
Berdasarkan
Landasan Teori yang Kuat
Ialah suatu hasil karya ilmiah
bukan subjektivitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan pada teori – teori
tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian
berdasar teori – teori tersebut.
5.
Tulisan
Harus Relevan Dengan Disiplin Ilmu Tertentu
Ialah tulisan ilmiah itu ditulis
oleh seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Maka, tulisan
ilmiahnya harus menunjukkan kedalaman wawasan dan kecermatan pikiran berkaitan
dengan disiplin ilmu tertentu tersebut. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu
tertentu akan tampak melaluin teori, pendekatan, pemaparanyang selalu
berlandaskan pada prinsip – prinsip ilmu tertentu.
6.
Memiliki
Sumber Penopang Mutakhir
Ialah tulisan ilmiah harus
mempergunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru). Penulis ilmiah
harus mencermati teori – teori mutakhir melalui penelusuran internet atau
jurnal ilmiah.
7.
Bertanggung
Jawab
Ialah sumber data, buku acuan, dan
kutipan harus secara bertanggungjawab disebutkan dan ditulis dalam karya
ilmiah. Teknik penulisan yang tepat serta penggunaan bahasa yang baik dan benar
juga termasuk bentuk tanggung jawab seoranng penulis karya ilmiah.
Mukayat Brotowidjojo mengemukakan
juga persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya
sama seperti bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai
berikut.
1.
Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang
dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi
dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
2.
Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik
tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan
yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara
tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus
menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta
harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan
pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang
meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data
yang meyakinkan tidak boleh dibuang.
3.
Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus
menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan,
walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang
diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu bekerja tanpa nafsu
dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau
pernyataannya tentang fakta.
4.
Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan.
Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek,
memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu
dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan cara induktif ia
sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat
kesamarataan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang
ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu
tidak meragukan.
5.
Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian
laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak
meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
6.
Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu
disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang
spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan
dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan
dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung
pembacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar